Genangan Air Pada Areal Pembangunan Masjid Agung Muna Barat Tertangani

Kegiatan normalisasi saluran yang melintasi kawasan pembangunan Masjid Agung Muna Barat sejak tadi pagi sampai sore ini telah berhasil mengatasi genangan air pada kawasan pembangunan Masjid Agung. Dalam normalisasi tersebut dilakukan perbaikan arah saluran air dari outlet deucker jalan nasional menuju sungai tiworo. Ada 3 titik yang dilakukan pembenahan   sehingga air dapat mengalir lancar menuju sungai tiworo.

Kendala yang dihadapi kondisi dasar tanah galian ditemukan batu batu keras sehingga menyulitkan penggalian. “Jika nantinya proyek pembangunan Masjid Agung ini dilaksanakan sebaiknya bersamaan dengan normalisasi saluran secara permanen dan pembangunan tanggul saluran sehingga air tidak menggerus timbunan pada lahan masjid”.

InsyaAllah pada senin tanggal 4 akan dilakukan penimbunan areal tempat peletakan batu pertama. Kita akan kembali memobilisasi alat berat berupa excavator dan grader. Kedua alat tersebut sudah kami siapkan dan mobil dump truck. InsyaAllah jika tidak ada aral  melintang akan dilakukan secepat mungkin.

Penulis: Surachman

Survey Genangan Air Pada Kawasan Bumi Praja Laworoku Dinas PUPR Turunkan Tim

 

Kawasan Bumi Praja Laworoku yang merupakan areal pembangunan gedung negara berupa Kantor Bupati, Kantor DPRD dan sarana penunjang pemerintahan lainnya adalah kawasan yang rentan terhadap genangan air karena kawasan tersebut secara topografi landai dan cekung serta dilintasi oleh aliran air dari Bendung Marobea. Kondisi ini lah yang melatar belakangi Tim PUPR Muna Barat untuk melihat kondisi faktual di lapangan sesaat setelah hujan deras terjadi pada Rabu 29 Juni 2022 yang lalu.

Tim PUPR menemukan fakta lapangan bahwa kanal yang telah dibangun tidak cukup lagi menampung volume air yang diarahkan pada sungai tiworo akibat debit air yang sangat besar dan adanya longsoran pada beberapa titik pematang kanal mengakibatkan air melimpas dan masuk pada kawasan perumahan dan pertanian masyarakat.

Berdasarkan fakta lapangan di atas, Tim PUPR telah merumuskan beberapa langkah teknis yang harus dilakukan diantaranya yaitu pembangunan kanal yang menerus dari Bendung Marobea yang saat ini melintasi kawasan Bumi Praja Laworoku, Pembangunan tanggul kanal yang telah ada, Pelebaran outlet yang melintasi jalan nasional lagadi tondasi khususnya di sekitar Lakalamba dan Wandoke, serta pembangunan kolam retensi (bozem) pada beberapa titik di dalam kawasan Bumi Praja Laworoku. Langkah ini perlu dilakukan untuk mengendalikan air sehingga tidak berpotensi destruktif pada kawasan tersebut. Apalagi pada kawasan itu nantinya akan ada objek fital milik daerah.

Penulis: Surachman